Dengan melihat berbagai macam fakta yang ada saat ini semakin banyak penyakit masyarakat atau fenomena negative yang terjadi pada setiap kehidupan di masyarakat. Hal ini disebabkan dari berbagai macam hal yang saling mempengaruhi seperti ketidakadilan perhatian dari pemerintah, akibat dari suatu keadaan yang mengharuskan, ataupun akibat dari perilaku yang menyimpang setiap individu yang mengakibatkan berbagai macam dampak buruk, salah satunya adalah semakin meningkatnya penyebaran/pergerakkan virus HIV yang menginfeksi orang-orang sebagai korban yang baru dalam setiap lapisan masyarakat. Saat ini semakin memprihatinkan dan meningkatkan jumlah penderita AIDS, serta angka kematian karena AIDS. AIDS itu sendiri adalah singkatan dari (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang sangat mematikan melalui virus HIV(Human Immunodeficiency Virus).
Hal ini dengan satu tujuan yang utama yaitu penanggulangan HIV/AIDS yang bertujuan menghambat laju penyebaran virus HIV ini dalam masyarakat sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah korban, baik korban yang baru terinfeksi maupun korban yang meninggal dunia karena AIDS. Dan pada kenyataannya berbagai upaya yang telah dilakukan, sudah membuahkan hasil yang positif namun belum maksimal. Hal ini terbukti dengan hanya dapat menekan angka kematian ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) akibat AIDS, namun masih tingginya laju penyebaran infeksi virus HIV pada korban yang baru. Oleh karena itu marilah kita bantu mereka sebab uluran tangan kita sangat berarti bagi mereka.
Maka tunjukan kepedulian kita dengan join di group ini sebagai tanda bahwa kita pun peduli terhadap mereka dan disertai comment tentang penyakit AIDS or seputar AIDS.
Informasi seputar AIDS
Diposting oleh
Sulvi
/
Comments: (3)
AIDS singkatan dari (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang sangat mematikan melalui virus HIV(Human Immunodeficiency Virus). Persoalan besar yang kita hadapi terkait dengan pandemi HIV/AIDS adalah sama sekali tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas, AIDS pada fisiks seseorang yang sudah tertular HIV sebelum masa AIDS (antara 5 – 10 tahun setelah tertular HIV). Tapi, biar pun tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada diri seseorang yang sudah tertular HIV dia sudah bisa menularkan HIV tanpa disadarinya kepada orang lain melalui (a) hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah, (b) transfusi darah, (c) jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo, alat-alat kesehatan, (d) cangkok organ tubuh, dan (e) air susu ibu/ASI (HIV bukan penyakit turunan tapi penyakit menuilar sehingga bisa dicegah). Dalam jumlah yang dapat ditularkan HIV terdapat dalam (a) darah, (b) air mani (dalam sperma tidak ada HIV), (c) cairan vagina dan (d) air susu ibu. I. Penularan melalui darah bisa terjadi melalui transfusi darah, jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo, alat-alat kesehatan, dan cangkok organ tubuh. II. Penularan HIV melalui air mani dan cairan vagina bisa terjadi melalui hubungan seks yang tidak memakai kondom di dalam ikatan pernikahan atau di luar nikah. III. Penularan melalui ASI bisa terjadi melalui proses menyusui pada perempuan yang HIV-positif. Berciuman bisa menjadi media penularan kalau Odha (Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS) yang kita cium ada luka-luika di mulutnya, seperti sariawan, karena ada darah. Kalau hanya cium pipi tidak ada penularan karena tidak ada darah. Penularan HIV hanya bisa terjadi melalui tiga cara di atas. Tapi, ingat ada risiko tertular melalui hubungan seks tanpa kondom, di dalam atau di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan.
Kalau seseorang tertular penyakit karena virus, kuman atau bakteri maka akan terjadi pertempuran antara sel-sel darah putih dengan virus, kuman atau bakteri yang masuk ke tubuh. Kalau daya tahan tubuh kita kuat maka virus, kuman atau bakteri yang masuk dikalahkan sel-sel darah putih. Kita tidak sakit. Tapi, kalau daya tahan tubuh kita sedang lemah maka pertempuran pun akan dimenangkan virus, kuman atau bakteri yang masuk ke tubuh kita. Akibatnya, kita sakit. Lain halnya dengan HIV. Biar pun HIV adalah virus tapi ketika masuk ke tubuh virus ini 'menyamar' sebagai protein sehingga tidak dilawan oleh sel-sel darah putih. Tapi, ketika HIV sudah masuk ke sel darah putih maka virus ini pun menggandakan diri. Virus hasil penggandaan akan masuk ke sel darah putih yang lain. Begitu seterusnya. Tapi, karena tidak ada perlawanan maka orang yang tertular HIV tidak merasakan sesuatu yang mengganggu kesehatannya. Jadi, tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada diri seseorang yang sudah tertular HIV. Itulah sebabnya banyak kasus HIV baru terdeksi setelah mendekati atau mencapai masa AIDS (antara 5 - 10 tahun setelah tertular). Biar pun sudah mencapai masa AIDS tetap tidak ada tenda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS karena gejala-gejala seperti diare, sariawan, TB, dll. juga terjadi pada penyakit lain. Lalu, bagaimana 'mengaitkan' gejala-gejala itu, yang disebut sebagai infeksi oportunistik, dengan HIV/AIDS? Kalau seseorang yang mengalami gejal-gejala tadi maka gejala itu bisa terkait dengan HIV/AIDS kalau dia pernah melakukan perilaku berisiko tinggi tertular HIV yaitu (1) melakukan hubungan seks penetrasi yakni penis masuk ke dalam vagina (heteroseks), seks oral dan seks anal di dalam atau di luar ikatan pernikahan yang sah serta homoseks tanpa kondom dengan pasangan yang berganti-ganti, (2) melakukan hubungan seks penetrasi, seks oral dan seks anal di dalam atau di luar ikatan pernikahan yang sah serta homoseks tanpa kondom dengan seseorang yang suka berganti-ganti pasangan (seperti dengan pekerja seks perempuan/waria), (3) menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV, dan (4) memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergiliran dan bergantian.
ciri khusus- ginggivits marginal(gusi membengkak secara keseluruhan di mulut)- jamuran(bercak putih di mulut terasa panas)- dan yang paling penting CD4<400 cek leukosit darah
Lima Fakta dan Mitos HIV buat RemajaMark Cichocki, R.N.
Sampai sekarang, kesalahpahaman remaja terhadap HIV/AIDS masih saja tinggi. Susahnya, ketidakmengertian ini makin sering terjadi karena ulah pemberitaan media massa, rasa takut, maupun sikap tak mau peduli para remaja.
Terkait hal itu, di bawah ini terdapat lima fakta penting yang harus diketahui remaja.
1. HIV Tidak DiskriminatifSejak epidemi HIV/AIDS bermula 20 tahun lalu, pandangan remaja masih saja kuno. Mereka masih melihat hanya kelompok tertentu di masyarakat yang berpotensi menderita HIV dan AIDS. Gay, pengguna narkoba, dan pekerja seks komersial adalah kelompok yang rentan tertular penyakit ini.
Tapi, itu mitos. Nyatanya, setiap orang berpotensi terinfeksi HIV. Baik itu orang tua atau anak muda, laki-laki maupun perempuan, orang dewasa atau kanak-kanak, kaya dan miskin, gelandangan atau profesor. Faktanya, HIV dapat menginfeksi siapa saja yang tidak melakukan tindakan pencegahan sepatutnya.
2. Oral Seks Tidak Seaman yang Anda PikirkanBanyak anak baru gede (ABG) percaya oral seks merupakan salah satu cara berhubungan seks teraman. Sebab, para remaja berpikir mereka bisa terbebas dari risiko hamil dan tertular penyakit. Sayangnya, ini hanya mitos.
Faktanya, oral seks tidak seaman yang ABG pikirkan. Banyak penelitian menunjukkan, pada mereka yang tertular HIV, konsentrasi virus HIV baik di cairan semen maupun cairan vagina amat tinggi. HIV juga bisa masuk melalui aliran darah di selaput lendir yang ada di rongga mulut.
3. Remaja Lebih Takut Hamil di Luar Nikah?Banyak remaja percaya satu-satunya risiko terbesar berhubungan seks tanpa alat pengaman (kondom) hanyalah kehamilan di luar nikah. Maka, untuk mencegah kehamilan, para remaja mencoba mengontrolnya dengan teknik oral seks atau melakukan ejakulasi di luar vagina.
Sayangnya, ada banyak hal yang mestinya harus ditakuti remaja. Antara lain adalah risiko terkena penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Jenis penyakit IMS seperti herpes, sifilis, dan HIV seharusnya lebih menjadi perhatian remaja ketimbang sekadar hamil di luar nikah. Sebab, sekali terkena, mereka akan menderita sepanjang hidup.
4. Fakta yang Disembunyikan dan KetidaktahuanPikirkan masalah ini untuk sesaat. Berapa banyak remaja yang mengaku menderita infeksi HIV saat ditanya pacarnya? Berapa orang yang mau secara jujur menjelaskan sejarah hubungan seksnya ketika tengah melakukan pendekatan? Namun, lebih jauh lagi, siapa yang bisa memastikan seseorang positif HIV dan tahu kondisi kesehatan kekasih lamanya?
Pengakuan klise bahwa Pacar lamaku negatif HIV hanya bisa diterima bila klaim itu didukung hasil tes laboratrium. Maka, ajukan pertanyaan yang benar dan segera lakukan tes HIV guna mengetahui kebenarannya.
5. HIV Itu Membunuh, dan Belum Ada PencegahMereka yang terinfeksi HIV sesungguhnya dapat hidup lebih lama, apalagi jika dia menerima pengobatan yang dapat membantunya melawan virus ini. Sayangnya, meski menjalani perawatan medis, tidak otomatis seorang penderita HIV sembuh total.
Penyakit liver, paru-paru, dan infeksi serius pada otak dan organ tubuh lainnya adalah serentetan akibat yang harus diwaspadai orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pengobatan medis memang tidak memberi penyembuhan secara Pengobatan medis memang tidak memberi penyembuhan secara cepat untuk mengatasi infeksi HIV. Sebab, amat sulit untuk mengatasi penyakit infeksi oportunis akibat HIV.
Kalau seseorang tertular penyakit karena virus, kuman atau bakteri maka akan terjadi pertempuran antara sel-sel darah putih dengan virus, kuman atau bakteri yang masuk ke tubuh. Kalau daya tahan tubuh kita kuat maka virus, kuman atau bakteri yang masuk dikalahkan sel-sel darah putih. Kita tidak sakit. Tapi, kalau daya tahan tubuh kita sedang lemah maka pertempuran pun akan dimenangkan virus, kuman atau bakteri yang masuk ke tubuh kita. Akibatnya, kita sakit. Lain halnya dengan HIV. Biar pun HIV adalah virus tapi ketika masuk ke tubuh virus ini 'menyamar' sebagai protein sehingga tidak dilawan oleh sel-sel darah putih. Tapi, ketika HIV sudah masuk ke sel darah putih maka virus ini pun menggandakan diri. Virus hasil penggandaan akan masuk ke sel darah putih yang lain. Begitu seterusnya. Tapi, karena tidak ada perlawanan maka orang yang tertular HIV tidak merasakan sesuatu yang mengganggu kesehatannya. Jadi, tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada diri seseorang yang sudah tertular HIV. Itulah sebabnya banyak kasus HIV baru terdeksi setelah mendekati atau mencapai masa AIDS (antara 5 - 10 tahun setelah tertular). Biar pun sudah mencapai masa AIDS tetap tidak ada tenda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS karena gejala-gejala seperti diare, sariawan, TB, dll. juga terjadi pada penyakit lain. Lalu, bagaimana 'mengaitkan' gejala-gejala itu, yang disebut sebagai infeksi oportunistik, dengan HIV/AIDS? Kalau seseorang yang mengalami gejal-gejala tadi maka gejala itu bisa terkait dengan HIV/AIDS kalau dia pernah melakukan perilaku berisiko tinggi tertular HIV yaitu (1) melakukan hubungan seks penetrasi yakni penis masuk ke dalam vagina (heteroseks), seks oral dan seks anal di dalam atau di luar ikatan pernikahan yang sah serta homoseks tanpa kondom dengan pasangan yang berganti-ganti, (2) melakukan hubungan seks penetrasi, seks oral dan seks anal di dalam atau di luar ikatan pernikahan yang sah serta homoseks tanpa kondom dengan seseorang yang suka berganti-ganti pasangan (seperti dengan pekerja seks perempuan/waria), (3) menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV, dan (4) memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergiliran dan bergantian.
ciri khusus- ginggivits marginal(gusi membengkak secara keseluruhan di mulut)- jamuran(bercak putih di mulut terasa panas)- dan yang paling penting CD4<400 cek leukosit darah
Lima Fakta dan Mitos HIV buat RemajaMark Cichocki, R.N.
Sampai sekarang, kesalahpahaman remaja terhadap HIV/AIDS masih saja tinggi. Susahnya, ketidakmengertian ini makin sering terjadi karena ulah pemberitaan media massa, rasa takut, maupun sikap tak mau peduli para remaja.
Terkait hal itu, di bawah ini terdapat lima fakta penting yang harus diketahui remaja.
1. HIV Tidak DiskriminatifSejak epidemi HIV/AIDS bermula 20 tahun lalu, pandangan remaja masih saja kuno. Mereka masih melihat hanya kelompok tertentu di masyarakat yang berpotensi menderita HIV dan AIDS. Gay, pengguna narkoba, dan pekerja seks komersial adalah kelompok yang rentan tertular penyakit ini.
Tapi, itu mitos. Nyatanya, setiap orang berpotensi terinfeksi HIV. Baik itu orang tua atau anak muda, laki-laki maupun perempuan, orang dewasa atau kanak-kanak, kaya dan miskin, gelandangan atau profesor. Faktanya, HIV dapat menginfeksi siapa saja yang tidak melakukan tindakan pencegahan sepatutnya.
2. Oral Seks Tidak Seaman yang Anda PikirkanBanyak anak baru gede (ABG) percaya oral seks merupakan salah satu cara berhubungan seks teraman. Sebab, para remaja berpikir mereka bisa terbebas dari risiko hamil dan tertular penyakit. Sayangnya, ini hanya mitos.
Faktanya, oral seks tidak seaman yang ABG pikirkan. Banyak penelitian menunjukkan, pada mereka yang tertular HIV, konsentrasi virus HIV baik di cairan semen maupun cairan vagina amat tinggi. HIV juga bisa masuk melalui aliran darah di selaput lendir yang ada di rongga mulut.
3. Remaja Lebih Takut Hamil di Luar Nikah?Banyak remaja percaya satu-satunya risiko terbesar berhubungan seks tanpa alat pengaman (kondom) hanyalah kehamilan di luar nikah. Maka, untuk mencegah kehamilan, para remaja mencoba mengontrolnya dengan teknik oral seks atau melakukan ejakulasi di luar vagina.
Sayangnya, ada banyak hal yang mestinya harus ditakuti remaja. Antara lain adalah risiko terkena penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Jenis penyakit IMS seperti herpes, sifilis, dan HIV seharusnya lebih menjadi perhatian remaja ketimbang sekadar hamil di luar nikah. Sebab, sekali terkena, mereka akan menderita sepanjang hidup.
4. Fakta yang Disembunyikan dan KetidaktahuanPikirkan masalah ini untuk sesaat. Berapa banyak remaja yang mengaku menderita infeksi HIV saat ditanya pacarnya? Berapa orang yang mau secara jujur menjelaskan sejarah hubungan seksnya ketika tengah melakukan pendekatan? Namun, lebih jauh lagi, siapa yang bisa memastikan seseorang positif HIV dan tahu kondisi kesehatan kekasih lamanya?
Pengakuan klise bahwa Pacar lamaku negatif HIV hanya bisa diterima bila klaim itu didukung hasil tes laboratrium. Maka, ajukan pertanyaan yang benar dan segera lakukan tes HIV guna mengetahui kebenarannya.
5. HIV Itu Membunuh, dan Belum Ada PencegahMereka yang terinfeksi HIV sesungguhnya dapat hidup lebih lama, apalagi jika dia menerima pengobatan yang dapat membantunya melawan virus ini. Sayangnya, meski menjalani perawatan medis, tidak otomatis seorang penderita HIV sembuh total.
Penyakit liver, paru-paru, dan infeksi serius pada otak dan organ tubuh lainnya adalah serentetan akibat yang harus diwaspadai orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pengobatan medis memang tidak memberi penyembuhan secara Pengobatan medis memang tidak memberi penyembuhan secara cepat untuk mengatasi infeksi HIV. Sebab, amat sulit untuk mengatasi penyakit infeksi oportunis akibat HIV.
